PROPOSAL
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
PEMANFAATAN AIR HUJAN SEBAGAI AIR BERSIH MELALUI KOLAM
PENGUMPUL AIR HUJAN
Bidang Kegiatan:
PKM-GT
Diusulkan Oleh:
ABIYANTO GUSTORINO 40112056 / 2013
UNIVERSITAS GUNADARMA
BEKASI
2013
HALAMAN PENGESAHAN USUL PKM- GT
1.
Jenis
Kegiatan
: PEMANFAATAN AIR HUJAN SEBAGAI AIR BERSIH
MELALUI KOLAM PENGUMPUL AIR HUJAN
2.
Bidang
Kegiatan : (
)
PKM-AI
( √ )
PKM-GT
( ) PKM-P
(
) PKM-M
( ) PKM-K
(
) PKM-T
3.
Ketua Pelaksana Kegiatan
a.
Nama
lengkap
: Abiyanto Gustorino
b.
NPM :
40112056
c.
Jurusan :
Teknik Komputer
d.
Universitas/Institut/Politeknik :
Universitas Gunadarma
e.
Alamat Rumah dan
telp
: Pondok Hijau Permai
Blok H7 no. 3
Kel. Pengasinan Kec. Rawalumbu
Bekasi / +6281807702266
f. Alamat
email
: Abiyantogustorino@gmail.com
4.
Anggota Pelaksana
Kegiatan :
5.
Dosen
Pendamping
a.
Nama lengkap dan
gelar : Hanum Putri Permatasari, ST., MMSI
Bekasi, 5 Nopember 2013
Menyetujui
:
Ketua
Jurusan
Ketua
Pelaksana
(Raden
Supriyanto, DR MSC)
(Abiyanto Gustorino)
Dosen Pendamping
(Hanum Putri Permatasari, ST., MMSI)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan YME, berkat rahmat
dan anugerahnya, penulis dapat menyelesaikan penulisan Program Kreativitas
Mahasiswa - Gagasan Tertulis (PKM-GT) yang berjudul “ PEMANFAATAN AIR HUJAN
SEBAGAI AIR BERSIH MELALUI KOLAM PENGUMPUL AIR HUJAN ” dengan baik walau ada
sedikit halangan yang melintang. Tulisan
ini disusun sebagai usulan PKM-GT tahun 2013. Selesainya penulisan PKM-GT ini
adalah berkat dukungan dari semua pihak, untuk itu penulis menyampaikan terima
kasih yang sebanyak-banyaknya kepada:
- Ibu Hanum Putri Permatasari, ST., MMSI selaku dosen pembimbing yang membimbing dan memberikan arahan kepada penulis.
- Orang tua penulis yang selalu memberikan dukungan dan do’anya.
- Segenap pihak yang telah ikut andil dalam proses penyelesaian penelitian ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Dengan sepenuh hati penulis menyadari bahwa tulisan ini
masih banyak memiliki kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun sangat penulis harapkan. Semoga tulisan ini dapat memberi manfaat dan
sumbangan ilmiah yang sebesar-besarnya bagi penulis dan pembaca.
Bekasi, 5 Nopember 2013
Penulis
PEMANFAATAN AIR HUJAN SEBAGAI AIR BERSIH MELALUI KOLAM
PENGUMPUL AIR HUJAN
PENDAHULUAN
PENGERTIAN
Hujan adalah
sebuah presipitasi berwujud cairan, berbeda dengan presipitasi
non-cair seperti salju, batu es dan slit. Hujan memerlukan
keberadaan lapisan atmosfer tebal agar dapat menemui suhu di atas titik leleh
es di dekat dan di atas permukaan Bumi. Di Bumi, hujan adalah
proses kondensasi uap air di atmosfer
menjadi butir air yang cukup berat untuk jatuh dan biasanya tiba
di daratan. Dua proses yang mungkin terjadi bersamaan dapat mendorong udara
semakin jenuh menjelang hujan, yaitu pendinginan udara atau penambahan uap air
ke udara. Virga adalah presipitasi yang jatuh ke Bumi namun menguap
sebelum mencapai daratan; inilah satu cara penjenuhan udara. Presipitasi
terbentuk melalui tabrakan antara butir air atau kristal es dengan awan.
Butir hujan memilik ukuran yang beragam mulai dari pepat, mirip panekuk (butir
besar), hingga bola kecil (butir kecil).
Kelembapan yang bergerak di sepanjang zona perbedaan suhu
dan kelembapan tiga dimensi yang disebut front cuaca adalah metode
utama dalam pembuatan hujan. Jika pada saat itu ada kelembapan dan gerakan ke
atas yang cukup, hujan akan jatuh dari awan konvektif (awan dengan gerakan kuat
ke atas) seperti kumulonimbus (badai petir) yang dapat terkumpul
menjadi ikatan hujan sempit. Di kawasan pegunungan, hujan deras bisa
terjadi jika aliran atas lembah meningkat di sisi atas
angin permukaan pada ketinggian yang memaksa udara lembap mengembun
dan jatuh sebagai hujan di sepanjang sisi pegunungan. Di sisi bawah angin
pegunungan, iklim gurun dapat terjadi karena udara kering yang diakibatkan
aliran bawah lembah yang mengakibatkan pemanasan dan pengeringan massa
udara. Pergerakan truf monsun, atau zona konvergensi intertropis,
membawa musim hujan ke iklim sabana. Hujan adalah sumber
utama air tawar di sebagian besar daerah di dunia, menyediakan kondisi cocok
untuk keragaman ekosistem, juga air untuk pembangkit listrik
hidroelektrik dan irigasi ladang. Curah hujan dihitung
menggunakan pengukur hujan. Jumlah curah hujan dihitung secara aktif
oleh radar cuaca dan secara pasif oleh satelit cuaca.
LATAR
BELAKANG
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi
pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.
Masyarakat berperan serta, baik secara perseorangan maupun terorganisasi dalam
segala bentuk dan tahapan pembangunan kesehatan dalam rangka membantu
mempercepat pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Peran serta mencakup keikutsertaan secara aktif dan kreatif (UU Kesehatan RI,
2009).
Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan
setelah udara. Sekitar tiga perempat bagian dari tubuh kita terdiri dari air
dan tidak seorang pun dapat bertahan hidup lebih dari 4-5 hari tanpa minum air,
selain itu air juga dipergunakan untuk memasak, mencuci, mandi dan membersihkan
kotoran yang ada sekitar rumah. Air juga digunakan untuk keperluan industri,
pertanian, pemadam kebakaran, tempat rekreasi, transportasi, dan laian-lain.
Penyakit yang menyerang manusia dapat juga ditularkan dan disebarkan melalui
air.
Ditinjau dari sudut ilmu kesehatan masyarakat penyediaan air
bersih harus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat karena persediaan air bersih
yang terbatas memudahkan timbulnya penyakit di masyarakat. Volume rata-rata
kebutuhan air setiap individu perhari berkisar antara 150-200 liter/hari atau
35-45 galon/hari.
Kebutuhan
air tersebut bervariasi dan bergantung pada keadaan iklim, standart kehidupan
dan kebiasaan masyarakat (Budiman Chandra, 2006).
Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam
penularan terutama penyakit perut, seperti yang telah kita ketahui penyakit
perut adalah penyakit yang paling banyak terjadi di Indonesia (Sutrisno, 2006).
Air angkasa atau air hujan merupakan sumber utama air di
bumi, walau pada saat presipitasi merupakan air yang paling bersih. Air
tersebut cenderung mengalami pencemaran ketika berada di atmosfir yang
disebabkan oleh partikel debu, mikroorganisme dan gas (Budiman Chandra, 2006).
Dalam keadaan murni, air hujan sangatlah bersih, tetapi
karena adanya pengotoran udara yang disebabkan kotoran-kotoran industri atau
debu dan lainnya, maka untuk mejadikan air hujan sebagi sumber air minum
hendaknya tidak menampung air hujan pada saat hujan pertama kali turun. Karena masih
mengandung kotoran (Sutrisno, 2006).
Selain itu, air hujan mempunyai sifat agresif terutama
terhadap pipa-pipa penyalur maupun pada bak-bak penampung sehingga hal ini
mempercepat terjadinya korosi atau karat. Selain itu air hujan juga bersifat
lunak sehingga akan boros terhadap pemakaian sabun (Sutrisno, 2006).
PERUMUSAN MASALAH
Semakin meningkatnya kebutuhan air bersih dimasyarakat yang
tidak dibarengi dengan ketersediaannya air bersih merupakan masalah yang sangat
krusial untuk keberlangsungan hidup manusia. Hal tersebut akan mengganggu
jalannya berbagai aktifitas manusia. Padahal secara iklim Indonesia termasuk
Negara dengan curah hujan tinggi. Salah satu faktor yang menjadi penekanan
dalam permaslahan ini adalah pengelolaan dan pengolahan air hujan yang belum
maksimal, maka rumusan permaslahan yang coba akan diselesaikan adalah :
a.
Bagaimanakah
cara pengolahan dan pemanfaatan air hujan melalui teknologi Kolam
Pengumpul Air Hujan?
b. Bagaimanakah cara menjadikan
teknologi Pengumpul Air Hujan sebagai suatu cara untuk menjaga
ketersediaan air bersih?
TUJUAN PROGRAM
a. Membuat sistem pengolahan dan
pemanfaatan air hujan dengan sistem penampungan air hujan melalui teknologi Pengumpul
Air Hujan.
b. Memberikan
salah satu upaya antisipasi terhadap masalah kekurangan air bersih di
masyarakat dengan teknologi Pengumpul Air Hujan.
c. Turut berperan
aktif dan tanggap terhadap permasalahan yang dihadapi mayarakat melalui
tindakan nyata dengan terjun ke lapangan.
d. Memberdayakan masyarakat dengan
memberikan pengetahuan tentang teknologi Pengumpul Air Hujan mewujudkan
masyarakat yang mandiri dan tanggap terhadap permaslahan.
LUARAN YANG DIHARAPKAN
a. Terciptanya suatu
sistem alat untuk mengolah dan memanfaatkan air hujan dengan
teknologi Pengumpul Air Hujan.
b. Tersedianya air bersih hasil
pengolahan teknologi Pengumpul Air Hujan yang dapat dimanfaatkan untuk
berbagi kebutuhan hidup masyarakat.
c. Terbentuknya masyarakat yang
memiliki kesadaran dan tanggap terhadap permaslahan yang ada di lingkungan
tempat tinggalnya.
KEGUNAAN
PROGRAM
a. Membantu pemenuhan ketersediaan air
bersih masyarakat untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidup.
b. Masyarakat mendapat pengetahuan
tentang cara mengolah dan memanfaatkan air hujan dengan
teknologi Pengumpul Air Hujan.
c. Meningkatkan kepedulian dan kegiatan
positif di masyarakat dengan adanya pemanfaatan air hujan dengan
teknologi Pengumpul Air Hujan.
d. Adanya peran
serta mahasiswa sebagai bentuk realisasi dari tri darma perguruan tinggi dalam
hal pengabdian pada masyarakat.
GAGASAN
Tata
Cara Pembuatan Kolam Pengumpul Air Hujan
- Kolam Pengumpul Air Hujan di atas Permukaan Tanah
Cara ini diperuntukkan bagi lokasi yang mempunyai
karakteristik sebagai berikut:
- Muka air tanah dangkal < 1 m;
- Jenis tanah yang mempunyai kapasitas infiltrasi rendah seperti lempung dan liat; atau
- Kawasan karst, rawa, dan/atau gambut.
Konstruksi
- Membuat saluran air dari talang bangunan (dengan bahan PVC) ke dalam kolam pengumpul air hujan;
- Membuat kolam pengumpul air hujan dari beton, batu bata, tanah liat atau bak fiber/aluminium, dilengkapi dengan saluran pelimpasan keluar dari kolam pengumpul air hujan; dan
- Membuat penutup kolam pengumpul air hujan.
Pemeliharaan
- Membersihkan talang dan saluran air dari kotoran seperti ranting, dedaunan agar tidak tersumbat; dan/atau
- Melakukan analisis laboratorium untuk mengetahui kualitas air di dalam kolam pengumpul air (bila perlu).
- Kolam Pengumpul Air Hujan di bawah Permukaan Tanah
Cara ini diperuntukkan bagi lokasi yang mempunyai
karakteristik sebagai berikut:
- Daerah bebas banjir;
- Muka air tanah dangkal > 2 m;
- Keterbatasan ruang di atas tanah; dan/atau
- Daerah dengan ketinggian permukaan tanah minimal di atas 10 m di atas permukaan laut dengan luas lahan terbatas.
Konstruksi
- Membuat saluran air (PVC) dari talang bangunan ke dalam kolam pengumpul air hujan;
- Membuat kolam pengumpul air hujan dari beton, batu bata, atau bak fiber/aluminium dilengkapi dengan saluran pelimpasan keluar dari kolam pengumpul air hujan. Apabila kolam pengumpul tersebut dimanfaatkan untuk keperluan sehari-hari maka dapat dilengkapi dengan pompa air yang diletakkan pada permukaan tanah; dan
- Membuat penutup kolam pengumpul air hujan.
Pemeliharaan
- Membersihkan talang dari kotoran seperti ranting, dedaunan agar tidak tersumbat; dan/atau
- Melakukan analisis laboratorium untuk mengetahui kualitas air di dalam kolam pengumpul air (bila perlu).
Kebutuhan Jumlah Kolam Pengumpul Air Hujan
Jumlah
Unit Kolam Pengumpul Air Hujan yang Diperlukan Berdasarkan Luas Tutupan Bangunan
KESIMPULAN
Untuk memenuhi permintaan air yang persediaannya semakin
terbatas, diperlukan upaya konservasi air. Memanfaatkan air hujan merupakan
salah satu metode konservasi air yang dapat dilakukan oleh masyarakat dalam
rumah tangga. Upaya konservasi air memerlukan komitmen dari semua pihak
terhadap isu keberlanjutan air. Apabila memanen air hujan dipraktekkan secara
berkesinambungan akan dapat membantu memelihara keberlanjutan air dan
keberlanjutan lingkungan sebagai pendukung perikehidupan generasi sekarang dan
yang akan datang
PENUTUP
Demikian proposal ini kami buat, semoga proposal ini
bermanfaat untuk menambah kinerja suatu kuliah. Kami sadari bahwa dalam
pembuatan proposal ini masih terdapat kekurangan, oleh karena itu penulis
membutuhkan kritik dan saran yang membangun guna hasil yang baik di kedepannya.
DAFTAR
PUSTAKA